Dukung Literasi Digital, PT GGP Beri 100 Subscription Kompas.id ke UGM

Dukung Literasi Digital, PT GGP Beri 100 Subscription Kompas.id ke UGM

Dalam mendukung literasi digital, PT Great Giant Pineapple (GGP) berkontribusi dalam memberikan 100 subscription Kompas.id selama satu tahun kepada Universitas Gadjah Mada. Seremoni penyerahan subscription tersebut diterima oleh Rektor Universitas Gadjah Mada Bapak Prof. Ir. Panut Mulyono, M,Eng.,D.Eng.

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Dari pada menghabiskan waktu untuk sekadar menjelajahi media sosial, masyarakat disarankan untuk menggunakannya demi melakukan hal-hal baik. Penggunaan waktu juga sebaiknya dimaksimalkan untuk mendukung produktivitas dalam menjalani hidup.

Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan diskusi mengenai literasi digital dengan judul “Banjir Informasi, Memilih Hoax, dan Fake News”. Fenomena publik untuk meneruskan begitu saja berita hoaks pernah menjadi kajian survei Litbang Kompas.

Menurut Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra, berdasarkan hasil survei Litbang Kompas November 2019, hanya 47 persen responden yang mengecek kebenaran informasi ke media yang dipercaya.

”Teman saya di Jepang, mayoritas justru (hanya) punya email. Ini berbeda dengan kita, orang Indonesia, yang lebih banyak bermedia sosial,” kata Rektor Universitas Gadjah Mada Panut Mulyono, pada Jumat, 10 September 2021 saat membuka diskusi literasi digital.

Diskusi literasi digital ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Universitas Gadjah Mada dengan dukungan PT GGP yang memberikan 100 subscription kompas kepada Universitas Gadjah Mada.

Berdasarkan data per Januari 2021, orang Jepang rata-rata mempunyai 3,8 akun media sosial. Sementara orang Indonesia rata-rata mempunyai 10 akun media sosial yang tercatat sebagai tiga besar negara dengan kepemilikan akun media sosial terbesar.

”Karena orang Indonesia cenderung suka dengan dunia digital, maka memang perlu diedukasi. Edukasi dinilai penting supaya masyarakat tidak justru menjadi penyebar kabar bohong. Belum dibaca (isinya), baru baca judul, langsung diteruskan. Padahal isinya tidak benar,” ujar Prof. Ir. Panut Mulyono, M,Eng.,D.Eng.

Kementerian Komunikasi dan Informatika pun merilis ada 1.656 temuan isu hoaks selama 23 Januari 2020 hingga 22 Juni 2021. Banjir informasi membawa banyak dampak buruk, antara lain memicu kebingungan, perpecahan, dan mengganggu relasi keluarga.

Corporate Affairs Director PT GGP Bapak Welly Soegiono mengatakan bahwa pada era informasi daring ini diharapkan masyarakat dapat berpikir dengan jernih dan rasional agar tidak menjadi bumerang.

“Karyawan kami, perguruan tinggi, diharapkan ada critical thinking nya. Kami juga menganggap bahwa Kompas mempunyai produk jurnalistik yang paling berkualitas. Karena itu, Kompas kami gandeng untuk bersama-sama menyebarkan produk jurnalistik yang baik bagi UGM,” pungkas Welly Soegiono.

Pemberian subscription Kompas.id ini diharapkan dapat menjadi pintu gerbang bagi mahasiswa untuk dapat meningkatkan literasi digital. Langkah ini diambil untuk menciptakan penerus bangsa yang cakap dalam berliterasi sehingga tidak semakin banyak penyebaran berita bohong. Kegiatan ini diharapkan juga dapat menjadi wadah mahasiswa untuk mengisi waktu luangnya dengan kegiatan positif dan bermanfaat.

Share