GGF Gelar Pelatihan dan Pengenalan Teknik Pengolahan Kotoran Sapi Menjadi Biogas

GGF Gelar Pelatihan dan Pengenalan Teknik Pengolahan Kotoran Sapi Menjadi Biogas

Nilai tambah dari pemanfaatan limbah pada skala perusahaan tampaknya bisa juga diaplikasikan dalam skala yang lebih kecil. Contohnya konsep sirkular ekonomi dari pemanfaatan limbah yang telah dilakukan oleh Great Giant Foods (GGF), selain memberi nilai bagi perusahaan juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Limbah manure (kotoran sapi) di tangan ahlinya dapat lebih bermanfaat dari sekedar pupuk kandang. Dalam hal ini, Tim Sustainability GGF mengedukasi masyarakat dengan pelatihan dan pengenalan teknik pengolahan manure menjadi biogas. Pelatihan dilakukan di Masjid Thobul Qolbi Dusun I Rantaujaya Udik, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur dengan tetap mejalankan protokol protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.

Pelatihan ini dibuka oleh Kepala Seksi Wilayah I Taman Nasional Way Kambas Bayu Aji Saputra dan diikuti sebanyak 20 orang dari warga setempat. Pelatihan pengenalan biogas kata Assisten Manager People & Community Sustainability GGF Gilang M. Nugraha pada pembukaan acara tersebut merupakan sarana sharing ilmu pengetahuan tentang biogas dari kotoran sapi yang bisa dimanfaatkan oleh manusia.

“Melalui pelatihan pengenalan biogas ini semoga ada manfaat ilmu yang bisa dipetik untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” harap Gilang.

Sustainability Project Expert Manager Julius Sugarjato selaku pemateri tetang biogas menjelaskan bahwa kotoran sapi yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan ganguan kesehatan. Dengan begitu, kita harus mengelola kotoran sapi dengan tepat sehingga menjadi biogas yang merupakan gas hasil dari aktifitas fermentasi dari bahan organik.

“Keuntungan mengolah kotoran sapi menjadi biogas diantaranya adalah mendapatkan sumber energi atau bahan bakar ramah lingkungan, lingkungan sekitar menjadi bersih dan sisa pengolahan bisa menjadi pupuk organik,” terang Julius.

Sedangkan Bayu Aji Saputra mengaku bahwa kegiatan yang diprakarsai oleh GGF ini sangat menarik dan materi dapat diserap dengan baik oleh masyarat yang tergabung dalam kelompok tani hutan (KTH) yang juga binaan wilayah I Taman Nasioanl Way Kambas (TNWK).

“Atas kontribusi dari GGF kami ucapkan temakasih yang telah mengedukasi warga masyarakat tetang pengenalan dan pemanfaatan biogas,” jelasnya.

Tumin yang merupakan salah sorang peserta pelatihan mengaku setelah mengetahui bahwa kotoran sapi bisa diproses menghasilkan biogas, ia bersama warga lainnya berminat mebuat instalasi sederhana yang dibuat dari semen, fiber atau plastik.

Share