Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk memberdayakan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Indonesia Eximbank secara konsisten berupaya meningkatkan kapasitas koperasi dan UMKM yang berorientasi ekspor. Salah satu inisiatifnya adalah melalui Program Pengembangan Desa Devisa, yang berfokus pada kegiatan berbasis pengembangan masyarakat.
Kepala Divisi SMEs Advisory Services Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Ilham Mustafa, meresmikan Desa Devisa Pisang Mas di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, yang terlaksana melalui kerja sama dengan LPEI. Program ini bertujuan untuk meningkatkan ekspor dan pendapatan devisa secara berkelanjutan, serta diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan pendapatan rumah tangga petani melalui integrasi ke dalam rantai pasokan ekspor global yang berkesinambungan.
Peresmian Desa Devisa Pisang Mas di Tanggamus turut dihadiri oleh Kepala Wilayah DJP Bengkulu dan Lampung, Rosmauli; Kepala Kantor Perwakilan Kemenkeu Provinsi Lampung, Estty Purwadiani Hidayatie; Kepala Kantor Ekspor Way Lunik PT GGP, Budhi Setiawan; Kepala Divisi TJSL & ESG PT Reasuransi Indonesia Utama, Mardian Adhitya; Camat Sumberejo, Suwarno; Kepala Desa Margoyoso, Sudibyo; dan Ketua Koperasi Tani Hijau Makmur, Sigit Wicaksono.
Dalam kesempatan ini, LPEI bersama Kemenkeu Satu, Balai Karantina Pertanian Kelas I Lampung, PT Great Giant Pineapple, dan Koperasi Tani Hijau Makmur menyelenggarakan pelatihan penguatan manajemen usaha serta pelatihan teknis mengenai kualitas dan budidaya pisang mas untuk ekspor. Pelatihan ini dilaksanakan di Aula Gedung Serbaguna Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, pada Jumat (01/8). Desa Devisa, yang diwakili oleh Koperasi Tani Hijau Makmur, merupakan pemasok pisang mas untuk PT GGP dalam rangka ekspor. Pemerintah, melalui LPEI, memberikan apresiasi kepada Koperasi Tani Hijau Makmur atas peran mereka sebagai pemasok ke GGP sebagai offtaker. Waliyuddin berharap, dengan adanya pendampingan melalui Program Desa Devisa, ekspor pisang mas dapat meningkat dari 7% dari total produksi menjadi 20%. Selain itu, akan dilakukan demplot kebun sebagai referensi bagi petani, bahwa budidaya pisang mas yang baik dapat menghasilkan ekspor yang tinggi, tambahnya.