Peduli Stunting

Peduli Stunting

    Mealui Program Healthy Lifestyle, Great Giant Foods (GGF), Terbanggibesar, bersama Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah berupaya mencegah stunting di Lampung Tengah.

Sebagai tanda segera dilaksankannya program ini, dilakukan grand opening dan penandatanganan piagam komitmen bersama oleh semua pihak dari Kementrian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, Pemerintah Daerah Lampung Tengah, dan Great Giant Foods, Rabu (17/7/19)

Grang opening ditandai dengan pemukulan goong oleh Asisten II Pengkab Lamteng Bidang Ekonomi dan Pembangunan Yunizar disaksikan oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangn Sumber Daya Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Irmansyah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana, dan Senior Manager Sustainability GGF Arief Fatullah.

Dalam sambutannya, Arief Fatulah menerangkan mengapa isu stunting jadi perhatian GGF? Menurutnya, justru kasus stunting banyak terjadi di wilayah kerja GGF. Sementara kami menghasilkan produk yang menjadi sumber gizi, seperti susu, buah, dan sayur.

“Melalui produk GGF, kami mendorong masyarakat Indonesia hidup lebih sehat, cerda, dan kua. Dan dengan program Great Indonesia, GGF akan memberikan sosialisasi dan pendampingan pencegahan stunting kepada warga di 5 desa dengan kasus stunting tertinggi,”ujar Arief Fatullah.

GGF akan intens mengkampanyekan pencegahan stunting berupa perbaikan pola makan pada balita, edukasi kepada remaja putri, wanita yang akan menikah, ibu hamil dan menyusui. Kampanye ini melibatkan anak perusahaan GGF, yaitu Great Giant Pineapple (GGP), Sewu Segar Nusantara (SSN), dan Great Giant Livestock (GGL).

“Ini akan jadi program tahunan dan akan berkelanjutan. Saat ini GGF fokus di Lampung Tengah, ke depan program ini akan ditingkatkan di level provinsi, hingga nasional,” ujar Arief.

Semua pihak juga harus terlibat, peduli terhadap kasus ini. Kita juga akan dorong keterlibatan semua pihak supaya semua masyarakat bisa berperilaku hidup sehat, lanjutnya.

Asisten II Pengkap Lamteng Bidang Ekonomi dan Pembangunan Yunizar mewakili Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto menyatakan pemerintah daerah berterimakasih atas kepedulian GGF yang berperan serta mencegah stunting sejak dini.

“Kita ucapkan terimakasih atas kepedulian GGF yang ikut berperan dan menjadi pioner perusahaan di lamteng yang peduli untuk masalah stunting. Ini sesuai target Pengkab Lamteng, 2023 harus bebas stunting,” katamya.

Dari hasil pendataan, kata Yunizar, dari 279 balita yang mengalami gizi buruk 4,9 persen. “sebanyak 276 ribu balita kita sensus, under weight atau gizi buruk 4,9 persen. Kemudian penanganan stunting di Lamteng 6.68% persen lebih tinggi dari program pencegahan nasional. Makanya kita menyebar lokus stunting dari 10 menjadi 30 kampung,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana mengapresiasi program tanggungjawab sosial GGF, ia berharap keterlibatan swasta dapat menekan angka stunting hingga 19% pada 2025 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Propinsi Lampung.

“Saya harap semua perusahaan bisa tergugah, masalah gizi tidak bisa dilakukan dinas Kesehatan saja. Harus ditopang lintas sektor, agar selesai masalah kesehatan,” unjarnya.

Pada tahun 2030 Lampung akan menikmati bonus demografi di mana sebagian besar penduduk berusia produktif. Reihana berharap generasi yang akan disambut Lampung tersebut adalah generasi yang sehat.

“Jangan sampai generasi yang akan datang justru generasi yang sakit-sakitan. Kita harus berupaya keras agar itu tidak terjadi. Terimakasih kepada GGF semoga langkah ini diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya yang ada di Lampung,” ujarnya.

Jumlah kasus stunting di Lampung Tengah pada 2018 mencapai 27% dari 3.680 balita yang tersebar di 10 desa, yaitu Bandar Putih Tua, Gedung Ratu, Riau Periangan, Tanjung Rejo, Buyut Udik, Cabang, Gunung Batin Udik, Mataram Ilir, Mataram Udik, dan Tulung Kakam.

Menurut Kepla Pusat Penelitian dan Pengembangn Sumber Daya Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Irmansyah, kondisi ini cukup miris, mengingat Lampung Tengah dikenal sebgai lumbung pangan nasional.

“Ternyata meskipun ada di lumbung pangan, kalau lingkungan tidak sehat dan bersih maka resiko masih ada,” ujar Irwansyah.

Irwansyah menegaskan, stunting tidak dapat disembuhkan, satu-satunya upaya dapat dilakukan melalui pencegahan. Namun upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah selama ini hanya mampu mengentaskan 30% permasalahan kesehatan yang ada. Untuk itu sinergi dengan pihak swasta sangat dibutuhkan.

“Keterlibatan swasta pada isu stunting belum banyak, kami dorong hal itu, karena biar bagaimana anggaran pemerintah akan selalu kurang. Keterlibatan swasta kami yakini akan memberikan kontribusu besar dalam nekan angka stunting,” ujarnya.

Share