PT Great Giant Livestock (GGL) kembali menggelar wisuda bagi 17 petani mitra Integrated Breeding Batch 4 yang telah menyelesaikan training dan pelatihan selama dua bulan (2 Mei – 13 Juni 2024). Acara wisuda ini dilangsungkan di Training Center Great Giant Foods (GGF) pada hari Jumat (12/7).
Yuliantoni Queen, selaku Head of Dairy Farm & Breedlot, didampingi oleh Dairy Farm Dep Head, Yunianto Eko Nugroho, memberikan langsung sertifikat kelulusan kepada para petani mitra Integrated Breeding. Kebanggaan dan kebahagiaan menyelimuti para peserta Batch 4 setelah mereka menerima sertifikat kelulusan secara resmi. Terutama bagi peserta yang meraih tiga peringkat terbaik, yaitu Mulyo Adi, Sarwono, dan Ikhwanuddin. “Selamat kepada Batch 4 yang berhasil meraih tiga peringkat terbaik dan selamat datang kepada peserta Batch 5 yang akan mengikuti program Integrated Breeding,” ujar Yuliantoni.
Dalam kesempatan tersebut, Yuliantoni menyampaikan harapannya agar program Integrated Breeding ini dapat berkelanjutan, memberdayakan sumber daya yang ada, serta memberikan manfaat bagi perusahaan dan masyarakat sekitar. Integrated Breeding merupakan program kolaborasi dengan mitra peternakan, di mana perusahaan menyediakan sapi bunting yang dipelihara oleh petani selama sembilan bulan. Tujuan utama dari program ini adalah pengembangbiakan sapi berkualitas.
“Melakukan breeding saja mudah, namun menciptakan sapi berkualitas dan berkelanjutan itu yang menantang. Target perusahaan adalah keberlanjutan, bukan hanya satu atau dua tahun, tetapi seterusnya,” tegas Yuliantoni. Ia berharap pola ini dapat diadopsi di daerah lain. Konsep besar ini disampaikan agar semua pihak memahami, tidak hanya PT GGL tetapi juga sampai kepada Presiden RI, karena tujuannya adalah meningkatkan populasi ternak di Indonesia. Berbeda dengan program penggemukan yang ujungnya adalah pemotongan, program ini fokus pada pengembangbiakan.
“Hampir tidak ada perusahaan di Indonesia yang peduli dengan pengembangbiakan. Namun, PT GGL serius dalam memberikan kemitraan kepada masyarakat untuk pengembangan populasi,” lanjutnya. Yuliantoni menambahkan bahwa tujuan program ini bukan hanya untuk pengembangbiakan populasi dan sapi berkualitas serta berkelanjutan, tetapi juga untuk mengembangkan model usaha yang dapat diterapkan di daerah lain.
“Mewakili perusahaan, saya meminta semua berkomitmen. Jika tidak, silakan mengundurkan diri. Target kemitraan ini pada tahun 2028 adalah 10.000 ekor sapi, sementara pemerintah menargetkan 1 juta ekor.
Tentunya ini sangat berat, oleh karena itu model ini diharapkan dapat diadopsi di daerah lain karena keberhasilan yang telah dicapai oleh petani mitra Integrated Breeding saat ini. Manajemen puncak menyatakan bahwa program ini sangat serius. Di GGF ada 13 proyek strategis, termasuk di unit bisnis lain, salah satunya adalah breeding. Penggemukan dan dairy tidak termasuk dalam program besar GGF,” tutup Yuliantoni.