2023 Mei

Memahami Greenhouse Gases (GHG) dan Upaya GGF dalam Penurunan Emisi

Gas Rumah Kaca (Greenhouse Gases/GHG) adalah gas-gas di atmosfer yang mampu menangkap panas matahari, sehingga memengaruhi suhu bumi. Beberapa gas rumah kaca utama antara lain karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan nitrogen dioksida (N₂O). Secara alami, efek rumah kaca membantu menjaga keseimbangan suhu bumi antara siang dan malam. Namun, ketika kadarnya berlebihan, efek ini dapat menyebabkan pemanasan global.

Julius Sugarjanto, Sustainable Farming and Climate GGF, menjelaskan bahwa GGF telah lama konsen terhadap isu gas rumah kaca, khususnya terkait industri pertanian dan agroindustri. Dalam produksi pertanian, penggunaan pupuk nitrogen dan limbah organik dari perkebunan menjadi sumber emisi utama.

  • Gas Metana (CH₄): Terbentuk dari pembusukan bahan organik secara anaerobik. Potensi pemanasannya 28 kali lebih besar dibanding CO₂, sehingga menjadi fokus pengelolaan.

  • Nitrogen Dioksida (N₂O): Diemisikan terutama melalui proses penguraian pupuk nitrogen di lahan pertanian.

  • Karbon Dioksida (CO₂): Secara alami terbentuk melalui respirasi makhluk hidup dan dekomposisi bahan organik. Namun, kegiatan manusia, terutama industri pertanian dan penggunaan energi fosil, meningkatkan emisi CO₂ secara signifikan.

GGF menekankan bahwa pengelolaan emisi GHG bukan hanya tanggung jawab departemen Sustainability, tetapi seluruh unit bisnis perusahaan. Salah satu inisiatif nyata adalah pembangunan Biogas Plant, yang berfungsi ganda: menyediakan energi terbarukan dan menurunkan emisi gas rumah kaca. Hasilnya, proyek ini terbukti mampu mengurangi emisi dibandingkan kondisi sebelum pembangunan.

Dengan berbagai upaya tersebut, GGF terus berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon dalam seluruh aktivitas pertanian dan industri, mendukung praktik berkelanjutan, dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Share

Kickoff LOB Corn and Rice Prototyping Project 2023-2024

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jekvy Hendra, hadiri acara Kickoff LOB Corn and Rice Prototyping Project 2023-2024, yang dilaksanakan di Gedung Training Center Great Giant Foods (GGF), Terbanggibesar, Rabu (8/3)
Kickoff LOB program pengembangan demplot tanaman Jagung dan Padi secara resmi dibuka CEO Protein and Plant Based Business GGF Josep Lay ditandai dengan pemukulan Gong, didampingi Technical Advisor for Plantation and R&D Fauzan, LOB & Compost Production Head Pardi Tanojo, Plant Based Production Head Adas Widiasmoro, dan Compost Department Head Remy.

Acara juga dihadiri para kelompok tani dari tiga kabupaten, Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan yang akan terlibat dalam project demplot tanaman Padi dan Jagung.

Pada kesempatan tersebut, dihadapan peserta peluncuran program demplot, Josep Lay, menjelaskan bahwasanya LOB sudah diproduksi kurang lebih hampir 12 tahun dan ini sudah berhasil diaplikasikan di kebun internal perusahaan untuk komoditas tanaman nanas serta komoditi lainnya seperti pisang, Jambu dan tanaman Singkong.

Misi dari pendiri perusahaan adalah bagaimana perkebunan nanas sebagai bisnis utama bisa mencapai produktivitas kebun yang prima. Sampai dengan saat ini semua bisa direalisasikan oleh perusahaan dengan lahirnya LOB.

“Harapannya yang baik ini juga bisa dirasakan petani untuk mendapatkan hasil pertanian yang lebih baik. Dengan mengaplikasikan LOB tentunya tanaman lebih sehat dan yang lebih penting adalah bisa memberikan nilai tambah keuntungan bagi petani,” kata Josep Lay.

Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa LOB sengaja memilih Lampung sebagai prototyping Demplot harapannya bisa diperbanyak dan diperluas setelah melakukan pengkajian khususnya di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan.
Ternyata pemakaian pupuk kimia di tiga kabupaten ini hampir mencapai Rp 6 triliun. Ini luar biasa dan sebagian pupuk masih impor. LOB bukan ingin ‘menghilangkan’ pupuk kimia, tapi kami hanya berupaya mengurangi pemakaian kimia agar tanah lebih sehat, ujarnya.

“Perjalan masih panjang, apalagi berbicara tanaman bukan sekedar menghitung hari. Kami ingin demplot ini sampai tiga sesi musim supaya terbukti dan ada kepercayaan karena petani butuh bukti nyata di lapangan,” tutup Josep Lay.

Kami benar-benar berusaha memberikan produk LOB yang sangat terkontrol kualitasnya sehingga ketika LOB sampai ke tangan konsumen benar-benar sesuai aplikasinya dan memberikan hasil yang selalu lebih baik, sambung Adas Widiasmoro.

“Produksi LOB benar-benar dikontrol secara ketat kualitasnya. Berharap apa yang sudah dirasakan di internal perusahaan juga bisa dirasakan petani sehingga bisa tumbuh dan berkembang bersama agar lahan pertanian juga diuntungkan karena diperbaiki kesuburan tanahnya,” ucap Adas.

Apa yang disaksikan hari ini di Great Giant Pineapple jauh berbeda dengan kondisi 22 tahun lalu. Perubahannya cukup banyak dan yang paling utama perubahan itu tidak berubah dengan sendirinya tetapi dilakukan penataan lahan dengan konsentrasi yang sangat mendasar, cerita Jekvy Hendra yang sudah mengenal PT GGP sejak masih menjadi mahasiswa.

Share