Balai Karantina Lampung berikan pelatihan Bimbingan Teknis (Bimtek) In-Line Inspection Quality Control di PT Great Giant Pineapple (PT GGP) sebagai tindakan karantina selama proses produksi dalam rangka penerbitan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan (Phytosanitary Certificate) untuk pemenuhan persyaratan protokol ekspor bebas dari organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dipersyaratkan negara tujuan.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan dihadiri oleh Kepala Balai Karantina Pertanian Lampung Donni Muksydayan, Subkoordinator Karantina Tumbuhan Karantina Pertanian Lampung Irsan Nuhantoro, Technical Advisor for Plantation and R&D Fauzan, Senior Manager Banana Aris Wahyudi, dan Crop Development Manager Margo Tri Laksono.
Irsan Nuhantoro, menjelaskan bahwasanya Bimtek program In-Line Inspection salah satu tujuannya adalah untuk memberikan kewenangan Balai Karantina kepada PT GGP untuk melaksanakan pemeriksaan secara mandiri.
“Untuk mendapatkan program In-Line Inspection, Karantina melatih personil di perusahaan bagaimana mereka bisa melaksanakan tugas karantina untuk melakukan pemeriksaaan produk yang akan diekspor. Semua dinilai, harus memenuhi standar nilai diatas 7,5 untuk lolos sertifikasi,” kata Irsan.
Bagi yang lolos sertifikasi berhak dan bisa mewakili tugas Karantina di PT GGP untuk melakukan pemeriksaaan dan mengambil keputusan produk layak atau tidak untuk ekspor. Makanya Karantina melakukan bimbingan pelatihan teknis In-Line Inspection Quality Control, tambahnya.
“Ini mempermudah PT GGP karena Perusahaan tidak lagi menunggu pelayanan pemeriksanaan dari Karantina tetapi bisa melakukan pemeriksaan mandiri tinggal kami mengajukan permohonan cetak sertifikat yang akan mempercepat proses. Jadi ini bagian dari penyederhanaan proses layanan Karantina dan setiap kali pengiriman ekspor Karantina tidak harus hadir,” terang Irsan.
Aris mengatakan, permohonan pelatihan kepada Karantina tujuannya untuk menyiapkan kader internal perusahaan yang memiliki sertifikat, yang akan bertugas membantu fungsi pemeriksaaan karantina dalam upaya memastikan tidak ada organisme pengganggu tanaman sampai terkirim kenegara tujuan ekspor.
“In-Line Inspection dikerjakan sendiri oleh perusahaan melalui mereka yang sudah dilatih dan bersertifikat. Tim ini berfungsi sebagai tahap serupa dengan quality control, terkait dengan OPT,” kata Aris.