GGF Gelar Webinar “Millennial Eating Decisions”

Terbangi Besar 12 November 2020, Great Giant Foods (GGF) bekerjasama dengan SNV Netherlands Development Organitations  menggelar webinar dengan tema Millennial Eating Decisions pada Kamis, 12 November 2020 secara daring. Isu kesehatan yang terjadi di Indonesia tidak hanya masalah kekurangan gizi (under) tetapi juga kelebihan gizi (over). Kegiatan ini diisi oleh tiga narasumber yaitu Dr.dr. Lucy Widasari, M.Si selaku Pengurus PERGIZI PANGAN Indonesia dan Board Member of Millennials Voice Indonesia, Stella Alinneshia S.Tp,M.Sc selaku Food Security Coordinator at Millennials Voice Indonesia, serta Luthfiany Azwawie selaku Head of Group Product Management and Marketing Department PT Sewu Segar Nusantara. Kegiatan ini dipandu oleh moderator Indra Ardiyanto selaku Head Integration and Communications Great Giant Foods.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat mengalami perubahan-perubahan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Seperti saat ini, pandemi COVID-19 tengah melanda dan membuat masyarakat harus beraktivitas di dalam rumah. Dengan begitu, pola hidup masyarakat juga berubah dan aktivitas fisik jadi berkurang menyebabkan adanya masalah obesitas. Jam kerja yang jadi tidak tentu juga membuat masyarakat lebih mengkonsumsi makanan yang siap saji. Selain obesitas, malnutrisi juga terjadi saat ini karena mayoritas generasi millennial menikah dan hamil di usia muda. Dengan begitu, dengan tidak siapnya fisik, mental, maupun finansial menyebabkan lahirnya anak-anak dengan berat minimal. Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi harusnya sesuai dengan kebutuhan, dan kebutuhan setiap individu berbeda-beda.

Dr.dr. Lucy Widasari, M.Si mengatakan “Kita tidak bisa sama ratakan setiap individu dalam mengkonsumsi sesuatu. Semua makanan yang seharusnya kita konsumsi berdasarkan kebutuhan kita sendiri yang dipertimbangkan dari aktivitas maupun penyakit yang kita miliki”. “Pola makan yang tidak baik mungkin belum terasa saat kita muda, tetapi secara tidak sadar kita sudah menimbun penyakit di masa tua. Makanan yang cantik di tampilan belum tentu baik untuk tubuh” ujar Lucy.

Sementara itu Stella Alinneshia S.Tp,M.Sc pada kesempatan tersebut mengatakan “Dalam memilih makanan yang tepat untuk tubuh, seharusnya memperhatikan food value dan dua faktor di dalamnya yaitu safety factor dan quality factor. Tetapi mayoritas millennial tidak memperhatikan hal tersebut. Bagi sebagian besar millennial, makan adalah suatu pengalaman yang harus diabadikan, ajang interaksi sosial, harus di luar rumah, dan instagramable”. “Persepsi ini yang membentuk pola hidup millennial yang kurang sehat, karena hal ini membuat faktor penting dalam memilih makanan sering dikesampingkan. Pada dasarnya makan adalah kegiatan yang dibutuhkan oleh tubuh, menjaga kesehatan, dan mendapatkan nutrisi. Dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi juga harus memperhatikan keseimbangan nutrisi, sumber yang beragam, makan sesuai porsi yang dibutuhkan, dan keamanan. “Kalau makan kita perlu memperhatikan sumber makanan, memperhatikan kualitas, perhatikan keamanannya, dan perhatikan porsinya” ujar Stella.

Dalam memilih makanan, setiap individu memang yang paling tahu apa yang dibutuhkan untuk dirinya sendiri, tetapi terkadang lupa bahwa makan adalah kegiatan yang bertujuan untuk melanjutkan hidup. Selain memperhatikan sumber dan nutrisi makanan yang dikonsumsi, perlu juga diperhatikan keamanan makanan. Proses makanan itu dibuat akan berpengaruh pada kualitas dan kandungan gizi yang ada di dalamnya. Setiap individu perlu mengkonsumsi sayur, buah, protein, dan karbohidrat sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan ataupun kekurangan. Dalam diri perlu ditanamkan bahwa makanan yang kita konsumsi akan berdampak bagi diri kita kedepannya.

“Kesehatan adalah harta utama kita sebagai generasi penerus, jadi harus bijak dengan apa yg kita konsumsi. Bukan hanya untuk sekarang, tapi masa depan kita. Makan sehat dan tepat adalah suatu hal yang keren, kita bisa jadi agent of change. Jika mengingatkan orang lain sulit, ayo mulai dari diri sendiri” tutup Luthfiany.

Upaya yang dilakukan GGF dalam memperhatikan kesehatan masyarakat adalah adanya program pemberdayaan masyarakat bernama Great Indonesia (GI), GI Program berfokus pada isu malnutrisi yang terjadi di Indonesia meliputi Stunting, Obesitas dan Gizi Buruk. Beberapa kegiatan yang menjadi fokus utama adalah : Pemenuhan nutrisi anak dengan sarapan sehat, Platform edukasi bagi ibu mengenai nutrisi dan bercocok tanam di pekarangan sebagai pemenuhan bahan pangan. Acara yang berlangsung hampir 4 jam ini diikuti puluhan peserta yang berasal dari seluruh Indonesia mulai dari praktisi kesehatan, karyawan hingga mahasiswa. Dengan kegiatan ini, diharapkan millennial di Indonesia bisa memiliki gaya hidup yang sehat dengan melakukan pemilihan asupan gizi yang tepat dan sehat.

 

Tentang Great Giant Foods

Great Giant Foods (GGF) merupakan salah satu perusahaan agroindustri terintergasi yang ada di Indonesia dimana kegiatan utamanya adalah memproduksi berbagai makanan sehat seperti buah, jus, susu, daging hingga pupuk organic hayati. Kegiatan usaha GGF berdiri diatas lahan perkebunan sebesar kurang lebih 34.000 Ha yang berada di wilayah Lampung dan Jawa Timur. Visi utama kami adalah “Nourishing people’s lives with quality foods produced in sustainable and innovative way”. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, GGF merasa perlu untuk kemudian dapat juga berkembang bersama masyarakat di sekitarnya utamanya di bidang kesehatan.

 

Tentang SNV Netherlands Development Organization

SNV adalah sebuah organisasi pembangunan internasional nirlaba. Kami yang terdiri dari tenaga ahli lokal dan internasional telah lama bekerja di lebih dari 25 negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin. SNV memiliki spesialisasi dalam mendukung sumber daya para pelaku pembangunan dengan membangun kapasitas lokal, meningkatkan kinerja dan layanan, memperkuat sistem tata kelola, membantu menciptakan akses bagi kelompok-kelompok yang termarginalkan dan membentuk mekanisme pasar yang bermanfaat bagi masyarakat berpendapatan rendah.

Share