Mulyo, Membangun Usaha Melalui Kemitraan Perusahaan Inti Rakyat (PIR) Sapi

Mulyo, Membangun Usaha Melalui Kemitraan Perusahaan Inti Rakyat (PIR) Sapi

Meskipun sudah tidak lagi berkarya di perusahaan tempatnya dulu bekerja di PT Great Giant Pineapple (GGP), Mulyo, selaku Warga RT 8, Dusun IV, Lempuyang Bandar, Kecamatan Way Pengubuan, Lampung Tengah, tidak lantas menyerah pada nasib dan berhenti beraktivitas.

Dengan memanfaatkan peluang kerjasama kemitraan melalui program Perusahaan Inti Rakyat (PIR) yang dilakukan PT Great Giant Livestock (GGL), Mulyo mengambil kesempatan bermitra dengan memelihara sapi melalui program PIR Sapi (Breeding indukan sapi bunting).

“Waktu masih aktif menjadi karyawan GGP, saya sudah ikut program PIR Penggemukan Sapi Swadana, modal sapi sendiri sebanyak 12 ekor. Selama 8 tahun saya ikut program penggemukan sapi ini sejak 2000 sampai 2018 kemudian sempat vakum sampai menjelang masa pensiun dari GGP,” terang Mulyo kepada Reporter Gema Lampung saat ditemui di kediamannya, Senin (22/5).

“Alhamdulillah, setelah saya pensiun, akhir tahun 2022, ada penawaran dari GGL Program PIR Breeding (indukan bunting). Karena persyaratan utama adalah punya pengalaman dan fasilitas kandar, saya mengajukan permohonan bergabung di kemitraan tersebut”, lanjutnya.

“Setelah disurvei, ternyata layak bisa ikut program breeding. Walaupun awalnya sempat diragukan bisa tidak memelihara sapi. Ternyata setelah ikut memelihara 6 ekor indukan sapi bunting dan mulai melahirkan, ada kepercayaan lebih dari perusahaan,” kata Mulyo.

Pengalaman memelihara sapi sudah dipersiapkan Mulyo jauh hari sebelum masa pensiun nya datang. “Selain berladang saya juga memelihara sapi, karena ini usaha yang bisa saya lakukan ketika pensiun. Alhamdulillah, dengan ikut program kemitraan PIR ini bisa menjadi sumber ekonomi selanjutnya,” jelas Mulyo.

Sementara ini Mulyo masih fokus dalam kemitraan breeding ini. Diperlukan adanya pengawasan ekstra jika memiliki sapi yang sedang bunting, walaupun ada tanda-tanda sapi akan melahirkan tetapi waktu dimana sapi itu akan melahirkan masih bersifat tentatif. Perlu dipastikan untuk tidak meninggalkan rumah dengan keadaan kosong, karena waktu lahir dapat terjadi di siang sampai malam hari.

“Saat sapi mau melahirkan harus dipisahkan dengan yang lain. Belum kendala lain ketika induknya tidak mau menyusui. Sebelum melahirkan sapi masih bersifat jinak, tapi ketika telah melahirkan sapi bisa berubah galak karena menjaga anaknya. Sehingga membesihkan kandang akan terasa sulit,” terang Mulyo.

Setelah mengikuti PIR Breeding ini, Mulyo menerangkan tidak pelihara sapi lain. Mulyo siap untuk menambahkan jumlah kandang sapi karena dari perusahaan juga tidak dibatasi jumlahnya. Selama yang ikut bermitra mampu menjaga dan merawat dengan baik sapi induk bunting sampai melahirkan, akan menguntungkan kedua belah pihak secara ekonomi.

“Berapa pun kalau kandangnya memadai, perawatannya bagus, banyak program kemitraan dari perusahaan yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Tahun ini saja hampir 1.200 ekor bahkan sampai 10.000 ekor yang digelontorkan untuk dimitrakan,” katanya.

Menyadari peluang usaha dari Kemitraan PIR Sapi cukup besar, setelah pensiun dari pekerjaan tetapnya sebagai karyawan GGP, Mulyo pun mantap ikut dalam program kemitraan PIR Sapi sejak tahun 2022 program kemitraan breeding sebanyak 6 ekor.

Mudah-mudah ini juga menginspirasi teman-teman yang menjelang pensiun tetap bisa berkarya. Menurut Mulyo, apa yang dilakukan sebenarnya sudah dipersiapkan sejak lama, ketika ia masih berstatus sebagai karyawan. Disela-sela kesibukannya sebagai pekerja, lelaki yang akrab dipanggil Mas Mul ini membulatkan tekad memulai mengikuti program kemitraan PIR Penggemukan Sapi Swadaya yang dikandangkan di pekarangan rumahnya.

Share