Peran FE Dibalik Suksesnya Produksi Buah GGF

Peran FE Dibalik Suksesnya Produksi Buah GGF

Great Giant Foods (GGF) melalui Departemen Farm Equipment (FE) berfungsi melakukan pengolahan lahan tanam yang dibutuhkan plantation. Pengolahan lahan merupakan proses mengubah sifat tanah dengan menggunakan alat pertanian sedemikian rupa, sehingga diperoleh lahan tanam yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman.

Setiap tahunnya FE bisa menyajikan lahan berkualitas siap tanam untuk kebutuhan tanaman nanas, pisang, singkong, dan beberapa keperluan lain seperti lahan tanam Research & Development (R&D) yang mencapai 7.000 hektar. “Aktivitas land preparation dilakukan menyesuaikan budget plantation untuk lahan yang harus disiapkan dalam setahun,” ungkap Farm Equipment Manager Suparno.

Hasil pengerjaan pengolahan lahan tanam dengan standar kualitas sudah ditetapkan bersama oleh plantation. Hal tersebut menyangkut prasyarat yang dibutuhkan tanaman sehingga FE memiliki standar kualitas sebagai acuan. Aktivitas pengerjaan pengolahan lahan yang dilakukan adalah chopping, bajak (plowing), garu (finishing harrow), dan ridger. Terdapat banyak hal lain yang harus dilakukan untuk menyesuaikan hasil akhir dari pengolahan tanah agar sesuai standar.

“Kualitas menjadi harga mati bagi operasional di FE, karena operator yang berkerja dan apabila kemudian kualitasnya tidak sesuai maka tidak mendapatkan premi. Pola ini sudah dilakukan bertahun-tahun dan hasilnya bisa memenuhi standar kualitas yang ditentukan plantation. Kualitas hasil kerja dinilai oleh Quality Control (QC) Plantation bukan Departemen FE yang menilai,” tandas Suparno.

Suparno melanjutkan, bahwa kendala yang biasanya dirasakan di FE adalah pada saat musim hujan, banyak jadwal pengolahan lahan yang tidak bisa ditepati dan berpotensi diundur sehingga tidak sesuai dengan jadwal. Biasanya di situasi seperti itu harus mengorbankan kualitas tentunya dengan persetujuan plantation karena prioritas tanamnnya menjadi nomor satu di situ.

Pada tahun ini FE menyiapkan sebanyak 25 unit traktor untuk pengolahan lahan di tiga Plantation Group, juga mencadangkan unit buldoser dengan biaya operasional unit yang cukup mahal. “Harapan saya sebisa mungkin kegiatan pengolahan lahan diselesaikan dengan traktor, karena buldoser memiliki biaya operasional cukup tinggi terutama biaya BBM dan sparepart alatnya susah,” tutup Suparmo

Share