PT Great Giant Livestock (PT GGL), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Dinas Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Lampung Tengah menjalankan kegiatan Matching Fund-Kerjasama Dunia Usaha dan Kreasi Reka Kemendikbud Ristek Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tahun 2023. Kegiatan ini melibatkan pemberian Kuliah Umum Profesional dan Kuliah Tamu Mata Kuliah Fisiologi Veteriner I dengan pembicara dari IPB, yaitu Prof. Dr. drh. Agik Suprayogi, dan Veterinarian Coordination Great Giant Livestock Dep. Head PT GGL, drh. Yunianto Eko Nugroho, pada Sabtu (18/11).
Kuliah umum ini merupakan bentuk transformasi hasil pembelajaran dan pengalaman lapangan praktisi serta dosen kepada mahasiswa, tidak hanya mahasiswa IPB, tetapi juga di luar IPB, bahkan melibatkan peternak Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) IPB di 4 kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah. Tema Kuliah Umum adalah “Ternak Sehat dan Produktif Menunjang Sosioekonomi Peternak, Adaptasi Fisiologi pada Lingkungan Tropis (Fisiologi Veteriner I).” Kegiatan ini diikuti secara offline oleh peternak sapi yang tergabung dalam SPR dan Petani mitra binaan PT GGL, serta mahasiswa IPB. Selain itu, Kuliah Umum juga diikuti oleh mahasiswa dari Universitas Sriwijaya Palembang, Universitas Jambi, Universitas Negeri Gorontalo, dan beberapa universitas lain melalui sistem hybrid via Zoom.
Kegiatan dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, Institut Pertanian Bogor, yaitu Prof. Dr. drh. Ni Wayan Kurniani Karja, MP, Ph.D. Melalui layar Zoom, Ni Wayan Kurniani Karja, menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi dalam program kedaireka yang tidak hanya memberikan kontribusi kreasi dan inovasi kepada masyarakat tetapi juga melibatkan mahasiswa. “Terima kasih kepada para peserta, semoga kegiatan ini bermanfaat bagi peternak di Lampung khususnya yang ada di Lampung Tengah dan bisa meluas ke seluruh Indonesia,” katanya.
Sementara dalam kuliah umumnya, Agik Suprayogi menjelaskan bahwa produktivitas dan kesehatan hewan/ternak sangat terkait dengan lingkungan mikro maupun makro. Ternak harus mampu mengoptimalkan kondisi adaptasi fisiologisnya terhadap lingkungan. “Kondisi optimal bagi ternak untuk produksi optimum adalah jika ternak berada pada lingkungan nyaman (Comfortable Zone). Oleh karena itu, peternak harus memahami bahwa jika lingkungan kandang buruk (lembab, panas, becek, bau menyengat, limbah tidak dikelola), maka produksi akan tertekan dan kesehatan ternak rendah,” tambahnya.