PT Nusantara Segar Abadi (NSA) Panen Pertama Pisang Cavendish Kualitas Ekspor di Kabupaten Jembrana Bali

PT Nusantara Segar Abadi (NSA) Panen Pertama Pisang Cavendish Kualitas Ekspor di Kabupaten Jembrana Bali

Pada Jumat (30/10/20) lalu, PT Nusantara Segar Abadi (NSA) yang merupakan anak perusahaan dari PT Great Giant Pineapple (GGP) melakukan panen pertama Pisang Cavendish dengan kualitas ekspor yang ditanam di Perkebunan Pekutatan. Proses pemanenan ini merupakan hasil kerjasama dan sinergi antara PT. NSA dengan Pemerintah Kabupaten Jembrana Bali, serta petani lokal.

Panen perdana pisang Cavendish ini juga dihadiri oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud, Bupati Jembrana I Putu Artha, Sekretaris Direktorat Jenderal Holtikutura Kementan, Kepala Kantor Wilayah DJBC Bali Kemenkeu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Plt. Direktur Produk Ekspor Pertanian dan Kehutanan Kemendag, Management in Charge of Sales and Marketing PT. GGP serta Kapolres Jembrana.

Program pengembangan produk hortikultura jenis buah Pisang Cavendish ini akan terus dikembangkan sesuai dengan arahan dan dorongan dari Presiden Joko Widodo dan telah disepakati dengan provinsi Bali menjadi 300 hektar yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan ekonomi di daerah.

“Kerja sama kemitraan antara pemerintah pusat, daerah, swasta dan petani juga diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kontinuitas produk Pisang Cavendish yang dapat memenuhi kebutuhan baik bagi pasar lokal maupun pasar global” ujar Seketaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso.

Kontribusi ekspor khususnya buah-buahan Indonesia pada tahun 2019 telah mencapai 95,98 juta USD dengan total volume 110 ribu ton dimana 11,62% atau 11,15 juta USD merupakan kontribusi dari produk pisang, Mengetahui hal ini, produksi di Jembrana ke depannya akan terus dikembangkan dan telah disepakati dengan provinsi Bali menjadi 300 hektar.

Diharapkan program ini dapat terus dikembangkan sebagai jembatan untuk peningkatan antara jumlah ekspor buah lokal ke mancanegara serta mempercepat pemulihan ekonomi secara nasional di tengah kondisi pandemi saat ini.

Share