Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Komunikasi Pembangunan Pertanian Ery Tamalagi bersama Kepala Balai Karantina Pertanian Lampung Donni Muksudayan melakukan kunjungan kerja di PT Great Giant Pineapple (PT GGP), Jum’at (3/2).
Tamu rombongan tiba di perusahaan olahan nanas terbesar di dunia dan diterima di ruang Perpustakaan Gedung Training Center. Ery Tamalagi dan rombongan diberi perkenalan kepada GGF melalui tayangan video singkat profile perusahaan.
Stafsus Mentan beserta tim Karantina diterima hangat oleh Technical Advisor for Plantation and R&D Fauzan, Senior Manager Banana Aris Wahyudi, dan Crop Development Manager Margo Tri Laksono sekaligus mendampingi peninjauan Packing House Banana dan kebun nanas di area Plantation Group 1 (PG1).
Ery Tamalagi, mengatakan dalam sejarah Republik Indonesia berdiri, tahun 2022 nilai ekspor mencapai yang paling tinggi dan tahun 2023 kita targetkan lagi karena ada tiga kali gerakan ekspor dan GGF menjadi bagian dari itu.
“Kementerian Pertanian harus berterimakasih kepada PT GGP karena tidak terhitung legacy yang sudah ditinggalkan. Selain perusahaan menjadi bagian kontribusi naiknya ekspor Indonesia, selama ini perusahaan juga membagi share dengan petani melalui program kemitraan,” katanya.
Kementerian Pertanian memliki tugas merancang bagaimana kebijakan pertanian bisa menghasilkan manfaat untuk masyarakat. PT GGP melakukan kemitraan dengan petani sudah sangat luarbiasa. Bukan hanya sekedar bisnis tetapi juga menghidupkan sekian banyak orang, sambungnya.
“Pertanian itu selalu berkembang, PT Great Giant Pineapple sudah melakukan Maju, Mandiri dan Modern seperti semboyan di Kementan. Hal itu disini sudah diterapkan dengan benar. Pertanian itu tidak bisa kerja sendiri. Tentu saja kerjasama perusahaan dengan teman-teman Karantina sudah jelas, sehingga bisa cepat melakukan ekspor,” tandas Ery.
Salah satu yang juga menjadi kebanggaan dan program unggulan yang mulai populer yaitu creating shared value (CSV) dimana keberhasilan perusahaan ingin ditularkan ke pada petani mitra. Kemitraan di Kabupaten Tanggamus, Lampung sudah lebih dari 100 petani bermitra dengan PT GGP mengembangkan pisang Mas dan di provinsi lain seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Aceh.
Yang tidak kalah penting adalah tanaman Singkong. Walau saat ini bukan lagi produsen utama singkong, tetapi perusahaan tetap merilis jenis singkong unggulan dari hasil riset R&D perusahaan. “Tahun ini sedang proses rilis singkong yang bisa panen diumur tanam 7 bulan. Meskipun umurnya muda kandungan patinya cukup bagus,” tutup Fauzan.