Plantation Group 4 Elephant Security Team Conducts Training on Handling Wild Elephants

Plantation Group 4 Elephant Security Team Conducts Training on Handling Wild Elephants

Tim Satuan Pengamanan (Satpam) Gajah, Plantation Group 4 (PG 4) PT Great Giant Pineapple (PT GGP), wilayah operasional kebun yang berlokasi di Kampung Labuhan Ratu, yang bertugas memblokade pergerakan gajah liar Taman Nasional Way Kambas (TNWK) mendapat pelatihan penanganan gajah dan manusia.

Pelatihan berlangsung dua hari dilaksanakan di Training Center Alfa PG 4 Labuhan Ratu, Way Jepara, Lampung Timur pada Selasa hingga Rabu (11-12/7). Materi pelatihan meliputi; Pengelolaan Gajah Sumatera di TNWK, Prosedur Penangan Interaksi Gajah dan Manusia serta Mekanisme Pencegahannya, Data Informasi dan Alur Data terkait Mitigasi Singgungan antara Gajah dan Manusia, serta Singgungan Gajah dan Penangannya.

Pemateri pelatihan berasal dari Tim Balai TNWK diantaranya Nazarudin selaku Pengendali Ekosistem Hutan, Sugiyo selaku Koordinator Lapangan, Elisabeth Devi dan Tri Sulistiyono selaku Kepala Resort Patroli.

Kepala Balai TNWK Kuswandono, pada sambutannya menjelaskan lokasi perkebunan GGP yang berbatasan dengan hutan TNWK rentan bersinggungan dengan satwa gajah liar. Ia menegaskan, bukan saja perusahaan tetapi masyarakat di sekitar kawasan hutan Way Kambas juga rentan bersinggungan dengan satwa gajah liar akibat perebutan lahan pangan, mengingat kawanan gajah liar seringkali keluar hutan mencari makan di kebun perusahaan atau areal pertanian warga.

Sehubungan itu, tim TNWK bersama PT GGP mengadakan pelatihan tersebut dengan tujuan mendorong kapasitas tim pengamanan gajah perusahaan dalam penanganan persinggungan yang kerap terjadi selama ini.

Sementara, Nazarudin, dalam materinya mengatakan bahwa persinggungan gajah dan manusia itu sudah berlangsung lama dan berdampak kerugian pada kedua belah pihak.

Tujuan pelatihan itu juga merangsang menciptakan inovasi upaya yang bisa dilakukan di sekitar kawasan konservasi yang berbatasan dengan wilayah perusahaan, bagaimana upaya agar gajah liar tidak keluar dari kawasan TNWK.

“Jadi perusahaan tidak hanya berupaya mengusir gajah, tapi juga diajak bersama-sama menjaga gajah, karena manusia dan gajah sama pentingnya tidak ada yang harus ‘dikalahkan’,” ujar Sugiyo.

Sementara, Tri Sulistiyono mengatakan bukan hanya perusahaan tetapi ada sebanyak 37 desa berbatasan langsung dengan Hutan Way Kambas. Sementara jumlah petugas hutan Way Kambas atau polisi hutan jumlahnya terbatas, sehingga pihaknya kesulitan mengawasi dan menangani manakala terjadi persinggungan antara manusia dengan gajah.

“Memonitor pergerakan gajah liar di hutan TNWK tidak bisa dikerjakan sendiri. Tanpa partisipasi segenap elemen yang ada termasuk keterlibatan Tim Satpam Gajah GGP tidak akan efektif,” kata Sulistiyono.

Estate PG 4 Deputy Manager Edi Sujana dalam kesempatannya mengatakan perusahaan selama ini sudah melakukan upaya-upaya penjagaan terhadap pergerakan gajah liar termasuk tidak menyakiti gajah juga sudah dilakukan.

Ia menegaskan salah satu upaya yang dilakukan perusahaan dengan revitalisasi Pos Pantau Gajah sehingga saat melakukan penjagaan personil yang berjaga lebih aman dan nyaman sehingga efektif saat memblokade gajah yang akan masuk ke area perusahaan.

“Perusahaan akan support apa yang dibutuhkan TNWK. Semoga acara ini tetap berlanjut, keharmonisan antar dua instansi ini bisa terus terjaga. Ini progres yang bagus bagaimana menghalau gajah tanpa menyakiti. Jangan sampai muncul isu penyiksaan hewan dan kekhawatiran TNWK akan merusak keberlangsungan kehidupan gajah liar tidak terjadi sama sekali,” kata Edi Sujana.

Share