superadmin

Sunpride Serahkan Donasi 1,3 Ton Pisang kepada Dirlantas Polda Metro Jaya

Sunpride sebagai merek lokal unggulan PT Sewu Segar Nusantara (SSN) menyerahkan bantuan 1,3 ton buah pisang kepada Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya.
“Kami berkomitmen mendukung para petugas kepolisian agar tetap tercukupi nutrisinya khususnya buah-buahan segar,” kata Head of PM and Marketing Dept. PT SSN Luthfiany Azwawie, Rabu (20/5/20).

Dia melanjutkan bahwa bantuan ini dimaksudkan untuk membantu meningkatkan asupan gizi para petugas kepolisian yang bertugas di jalan raya selama pandemi covid-19 sehingga mampu meningkatkan daya tahan tubuh para petugas kepolisian yang sedang bertugas di lapangan.

“Buah pisang Sunpride ditanam di Indonesia, selain rasanya yang enak dan bernutrisi juga berkualitas premium. Buah kami ini juga kebunnya telah tersertifikasi GAP dan non GMO serta bebas dari residu pestisida,” kata Dia.

Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Hari Purnomo sebagai bagian dari institusi Polri mendukung penuh dalam menegakan peraturan pemerintah sesuai dengan tugas pokoknya.
Polri selalu menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalulintas di wilayah hukum Polda Metro Jaya sehingga dalam pelaksanaan tugas tersebut harus senantiasa menjaga kesehatan dan keselamatan.

“Maka diperlukan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai serta kondisi fisik yang prima. Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi terhadap perusahaan. Bantuan ini nantinya kami kirimkan ke petugas-petugas di pos penjagaan,” katanya.

Selain pihak kepolisian, sejak akhir Maret 2020 secara konsisten Sunpride telah mendukung lebih dari 60 rumah sakit serta beberapa institusi diantaranya BNPB, TNI, instansi pemerintah tingkat daerah, organisasi kemanusiaan, kampus maupun tempat menginap paramedis di enam kota yakni Jakarta, Lampung, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, dan Bali.

Share

PT GGP Serahkan Donasi 32.900 APD ke Gugus Tugas Lampung Tengah

PT Great Giant Pineapple (GGP), perusahaan pengekspor nanas terbesar di dunia yang berbasis di Lampung Tengah menyerahkan donasi alat pelindung diri (APD) kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lampung Tengah. Bantuan diserahkan langsung oleh Senior Manager Corporate Affair PT GGP, Hendri Tanujaya kepada Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto di Sekretariat Posko Gugus Tugas Kopiah Emas Lampung Tengah, Kamis, 14 Mei 2020.

Dalam hal ini, Manajemen PT Great Giant Pineapple memberikan bantuan alat pelindung diri kepada pemkab Lampung Tengah sebanyak 32.900 unit APD. Bantuan APD yang diimpor dari Tiongkok tersebut terdiri dari berbagai tipe, yaitu 200 APD Spundbond, 200 APD Microfiber, 5.000 Masker 3 Ply, 250 Med Stril Pro Suite, 250 Med Stril Pro Shoe, 1.000 Med Goggle, 25.000 Dis Cvl Mask, dan 1.000 KN95 Mask.

Hendri Tanujaya berharap bantuan APD yang diberikan melalui Pemkab Lampung Tengah tersebut dapat digunakan oleh para medis rumah sakit dan unit kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Kabupaten Lampung Tengah. “Tujuan diberikan bantuan APD ini adalah sebagai bentuk kepedulian perusahaan GGP di tengah pandemi wabah covid-19, peralatan APD saat ini sangat diperlukan oleh tim medis yang bertugas sebagai garda terdepan yang secara langsung berhubungan dengan pasien. Semoga bantuan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan perlengkapan para medis,” ujar Hendri Tanujaya.

Sebelumnya, di Kantor Gubenur Lampung pada Senin 11 Mei 2020 lalu manajemen PT GGP telah menyerahkan bantuan APD kepada pemerintah Provinsi Lampung sebanyak 131.000 unit APD meliputi: APD Spundbond 500 pcs, APD Microfiber 500 pcs, Med Stril Pro Suite 8.000 pcs, Med Stril Pro Shoe 8.000 pcs, Med Goggle 4.000 pcs, Dis Cvl Mask 100.000 pcs, dan KN95 Mask 10.000 pcs.
Sejak diumumkan wabah COVID-19 sebagai wabah pandemik nasional dan penyebarannya telah sampai di Lampung Tengah, penanganan kesehatan di setiap daerah tidak dapat dilakukan secara mandiri namun harus dilakukan bersama sama lintas sektoral serta membutuhkan dukungan dari beberapa pihak baik pemerintah maupun swasta.

Atas dasar itulah, PT GGP sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Lampung Tengah turut berpartisipasi dalam memberikan dukungan dan bantuan alat pendukung kesehatan dan keselamatan kerja para medis yang bertugas sebagai garda terdepan berjuang menanggulangi wabah COVID-19.

Bupati Lampung Tengah menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi yang tinggi atas kepedulian manajemen PT GGP yang telah turut berpartisipasi dalam membantu APD untuk para tenaga medis, “Bantuan ini akan sangat bermanfaat bagi tenaga medis penanganan Covid-19 pada khususnya dan masyarakat yang ada di Lampung Tengah secara luas,” kata Loekman Djoyosoemarto.

Share

PT GGP Serahkan Donasi 131 ribu APD ke Pemprov Lampung

PT Great Giant Pineapple memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak 131 ribu potong kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung.

Bantuan yang diberikan di Kantor Pemprov Lampung diserahkan langsung oleh Managing Director of Production GGF Lampung, Wayan Ardana dan SN Manager Legal & CR, Hendri Tanujaya kepada Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi.

“Bantuan APD ini diharapkan dapat digunakan oleh para medis rumah sakit dan unit kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Pemprov Lampung,” kata Managing Director of Production GGF Lampung, Wayan Ardana, Senin (11/5/20).

Dia melanjutkan tujuan diberikan bantuan APD ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan GGP di tengah pandemi wabah COVID-19. Peralatan APD saat ini sangat diperlukan oleh tim medis yang bertugas sebagai garda terdepan yang secara langsung berhubungan dengan pasien.

Bantuan yang diberikan merupakan APD Spundbond 500 pcs, APD Microfiber 500 pcs, Med Stril Pro Suite 8.000 pcs, Med Stril Pro Shoe 8.000 pcs, Med Goggle 4.000 pcs, Dis Cvl Mask 100.000 pcs, dan KN95 Mask 10.000 pcs.

“Semoga bantuan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan perlengkapan para medis,” kata dia.

Dia menambahkan sebelumnya PT GGP telah menyerahkan donasi APD ke Pemprov Lampung sebanyak 33.400 pcs berupa Masker 2 Ply Pan Brother UKM.

Sejak diumumkan wabah COVID-19 sebagai wabah pandemi nasional dan penyebaran nya telah sampai di Provinsi Lampung sehingga PT GGP sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di Pemprov Lampung turut berpartisipasi dalam memberikan dukungan dan bantuan alat pendukung kesehatan dan keselamatan kerja kepada para medis yang bertugas sebagai garda terdepan.

“Kita tahu APD saat ini sangat dibutuhkan oleh tenaga medis, namun ketersediaannya cukup langka, seperti hazmat dan masker KN95. sebagai perusahaan dengan skala besar kami mengimpor 131.000 tersebut dari China,” ujar Wayan.

Wayan mengatakan PT GGP fokus dalam upaya menanggulangan covid-19, tidak hanya memperketat protokol pencegahan di lingkungan perusahaan, tapi juga di masyarakat. Total anggaran yang dikeluarkan perusahaan mencapai Rp7 milyar.

PT GGP telah membentuk emergency response team (ERT) dengan wilayah tugas Jakarta dan Lampung untuk memantau penyebaran dan mengevaluasi penanggulangan Covid-19. disediakan pula 34 kamar yang difungsikan sebagi ruang isolasi para ODP di Kabupaten Lampung Tengah.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengapresiasi kontribusi PT GGP dan perusahaan lainnya di Lampung dalam menanggulangi covid-19. menurutnya keterlibatan pihak swasta sangat diperlukan mengingat anggaran pemerintah daerah yang terbatas.

Arinal juga berharap GGP fokus pada pengendalian seluruh karyawannya sesuai dengan protokol kesehatan.

“Ini perusahaan klas dunia yang harus dijaga, jangan sampai berhenti, ekonomi harus jalan, tenaga kerja harus diawasi supaya tetap optimal. Mudah-mudahan pandemi ini tidak terlalu lama dan segera berakhir,” harapnya.

Share

Petani Pisang Mitra GGF, Berdialog dengan Menko Perekonomian


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution melakukan kunjungan kerja ke Great Giant Foods (GGF), Lampung Tengah, Lampung, Jum’at (26/7/19). Dalam kunjungan tersebut, Menko Darmin mendengarkan cerita dari para petani pisang mas Kabupaten Tanggamus.

Para petani tersebut bermitra dengan GGF, produsen sekaligus eksportir nanas dan pisang terbesar di Indonesia. Dari dialog langsung dengan petani, terungkap pola kemitraan petani dengan perusahaan membawa perubahan signifikan bagi kehidupan ekonomi para petani.

Acara berlangsung di gedung Training Center GGF. Rombongan Menko disambut oleh Komisaris GGF Setiawan Achmad, Managing Director GGF Wayan Ardana, Managing Director PT GGL Dayu Ariasintawati, Goverment Relatiaon and External Affair Director Welly Soegiono dan beberapa jajaran senior manager.

“Kami datang ke sini untuk mendengarkan seperti apa praktik budidaya kebun yang baik sehingga daerah-daerah lain bisa mencontoh keberhasilan bapak-bapak sekalian,” ujar Menko Darmin mengawali percakapan.

Menyikapi keluhan permasalah pupuk dari petani, Menko Darmin pun, menerangkan bahwa pemerintah juga menaruh perhatian pada persoalan pupuk. “Kita sedang mencari cara untuk mengatasi persoalan pupuk agar tidak terlalu mahal untuk petani. Sementara juga harus ditingkatkan pengembangan pupuk organik terutama dari pemanfaatan limbah,” ucapnya.

Darmin pun menggarisbawahi bahwa petani Tanggamus tak perlu khawatir jika daerah lain mengupayakan hal serupa. Pasalnya, Indonesia masih sangat perlu menggenjot ekspor untuk menutupi defisit neraca perdagangan.

“Tak perlu khawatir bersaing dengan daerah lain karena pasarnya masih sangat luas. Kita harus meningkatkan ekpor. Kita tidak ingin defisit berkepanjangan,” terang Darmin meyakinkan para petani Tanggamus.

“Proses belajar dari petani tradisonal menjadi petani modern itu butuh waktu dan tidak mudah. Namun, dari tahun ke tahun kami selalu didampingi dan dibina oleh perusahaan,” tutur Ketua Koperasi Tani HIjau Makmur Tanggamus M. Nur Soleh.

Perusahaan mengembangkan sistem aplikasi e-Grower, yang berfungsi untuk mempermudah komunikasi antara perusahaan dengan koperasi, kelompok tani, dan para petani yang tergabung dalam kerjasama melalui para supervisor lapangan.

Menko Darmin Nasution mengapresiasi pola kemitraan yang dibangun oleh GGF dan petani. Kedepan, pemerintah pun ingin menggenjot pembangunan infrastruktur dan logistik desa. “Petani memang akan lebih sejahtera jika ada yang mengajarkan budidaya tanam yang baik dan ada yang membeli dengan harga yang jelas. Kami juga ingin ada logistik yang baik dari desa dan pasar pengumpul,” jelas Darmin.

Kelompok tani pisang mas di Tanggamus ini juga menjadi kelompok tani pertama di Indonesia yang menerima manfaat fasilitas subkontrak kawasan berikat yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, lanjutnya.

Tadinya, Tanggamus merupakan daerah perkebunan kopi. Namun, para petani di kabupaten ini beralih menanam pisang karena mampu memberikan hasil produksi dan harga yang lebih baik.

“Dulunya basis kopi, tapi petani kan butuh uang. Kalau kopi itu harus menunggu 12 bulan baru dapat hasil sekitar 20 juta untuk 1 ha per tahun. Sedangkan kita dapat penghasilan per minggu dari pisang. Rata-rata 3/4 ha saja bis menghasilkan minimal 1,4 juta per minggu,” tandas Soleh.

Soleh menerangkan, awal mulanya petani diminta menanam jenis pisang mas, dengan pendampingan dari GGF, mulai dari penyediaan bibit dan pupuk, cara tanam, penanggulangan hama dan penyakit, panen, hingga pengemasan dengan bantuan teknologi.

“Kami pun dilatih untuk bisa melakukan ekspor dari rumah sendiri. Kualitas tanaman kami itu sudah kualitas ekspor, sudah pernah ke Singapura, China, dan lain-lain. Syukurlah kehidupan ekonomi kami membaik dan bisa mengantar anak-anak sampai sarjana,” ujar Budi Santoso salah satu ketua kelompok tani Arjuna dengan membawahi kebun pisang seluas 26 hektar..

Mereka juga diajarkan untuk memilah hasil panen sesuai standar masing-masing mualai dari grade A hingga D. Bahkan, ada juga kompetisi untuk memperebutkan juara hasil panen terbaik sehingga bisa menyemangati para petani.

Manager In Charge Sales and Marketing Great Giant Foods (GGF) Josef Lay mengatakan, China lebih menyukai pisang asal Lampung dibanding pisang asal Ekuador yang selama ini mengisi pasar negera itu.

Menurutnya, kemitraan petani dan perusahaan saling menguntungkan kedua pihak. Kerjasama ini memberikan kepastian terhadap kebutuhan pabrik dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

“Kami memang hanya memproduksi pisang standar ekspor untuk pasar internasional. Pisang hasil produksi petani Tanggamus ini sudah diekspor ke Singapura dan China, khususnya Shanghai,” tutup Josef Lay.

Selain berdiskusi dengan para petani pisang, dalam kunjungan kerja ke Lampung ini Menko Perekonomian juga mengunjungi pabrik industri nanas kaleng, Packing House Jambu, dan usaha penggemukan Sapi GGF.

Share

Peduli Stunting

    Mealui Program Healthy Lifestyle, Great Giant Foods (GGF), Terbanggibesar, bersama Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah berupaya mencegah stunting di Lampung Tengah.

Sebagai tanda segera dilaksankannya program ini, dilakukan grand opening dan penandatanganan piagam komitmen bersama oleh semua pihak dari Kementrian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, Pemerintah Daerah Lampung Tengah, dan Great Giant Foods, Rabu (17/7/19)

Grang opening ditandai dengan pemukulan goong oleh Asisten II Pengkab Lamteng Bidang Ekonomi dan Pembangunan Yunizar disaksikan oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangn Sumber Daya Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Irmansyah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana, dan Senior Manager Sustainability GGF Arief Fatullah.

Dalam sambutannya, Arief Fatulah menerangkan mengapa isu stunting jadi perhatian GGF? Menurutnya, justru kasus stunting banyak terjadi di wilayah kerja GGF. Sementara kami menghasilkan produk yang menjadi sumber gizi, seperti susu, buah, dan sayur.

“Melalui produk GGF, kami mendorong masyarakat Indonesia hidup lebih sehat, cerda, dan kua. Dan dengan program Great Indonesia, GGF akan memberikan sosialisasi dan pendampingan pencegahan stunting kepada warga di 5 desa dengan kasus stunting tertinggi,”ujar Arief Fatullah.

GGF akan intens mengkampanyekan pencegahan stunting berupa perbaikan pola makan pada balita, edukasi kepada remaja putri, wanita yang akan menikah, ibu hamil dan menyusui. Kampanye ini melibatkan anak perusahaan GGF, yaitu Great Giant Pineapple (GGP), Sewu Segar Nusantara (SSN), dan Great Giant Livestock (GGL).

“Ini akan jadi program tahunan dan akan berkelanjutan. Saat ini GGF fokus di Lampung Tengah, ke depan program ini akan ditingkatkan di level provinsi, hingga nasional,” ujar Arief.

Semua pihak juga harus terlibat, peduli terhadap kasus ini. Kita juga akan dorong keterlibatan semua pihak supaya semua masyarakat bisa berperilaku hidup sehat, lanjutnya.

Asisten II Pengkap Lamteng Bidang Ekonomi dan Pembangunan Yunizar mewakili Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto menyatakan pemerintah daerah berterimakasih atas kepedulian GGF yang berperan serta mencegah stunting sejak dini.

“Kita ucapkan terimakasih atas kepedulian GGF yang ikut berperan dan menjadi pioner perusahaan di lamteng yang peduli untuk masalah stunting. Ini sesuai target Pengkab Lamteng, 2023 harus bebas stunting,” katamya.

Dari hasil pendataan, kata Yunizar, dari 279 balita yang mengalami gizi buruk 4,9 persen. “sebanyak 276 ribu balita kita sensus, under weight atau gizi buruk 4,9 persen. Kemudian penanganan stunting di Lamteng 6.68% persen lebih tinggi dari program pencegahan nasional. Makanya kita menyebar lokus stunting dari 10 menjadi 30 kampung,” ungkapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana mengapresiasi program tanggungjawab sosial GGF, ia berharap keterlibatan swasta dapat menekan angka stunting hingga 19% pada 2025 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Propinsi Lampung.

“Saya harap semua perusahaan bisa tergugah, masalah gizi tidak bisa dilakukan dinas Kesehatan saja. Harus ditopang lintas sektor, agar selesai masalah kesehatan,” unjarnya.

Pada tahun 2030 Lampung akan menikmati bonus demografi di mana sebagian besar penduduk berusia produktif. Reihana berharap generasi yang akan disambut Lampung tersebut adalah generasi yang sehat.

“Jangan sampai generasi yang akan datang justru generasi yang sakit-sakitan. Kita harus berupaya keras agar itu tidak terjadi. Terimakasih kepada GGF semoga langkah ini diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya yang ada di Lampung,” ujarnya.

Jumlah kasus stunting di Lampung Tengah pada 2018 mencapai 27% dari 3.680 balita yang tersebar di 10 desa, yaitu Bandar Putih Tua, Gedung Ratu, Riau Periangan, Tanjung Rejo, Buyut Udik, Cabang, Gunung Batin Udik, Mataram Ilir, Mataram Udik, dan Tulung Kakam.

Menurut Kepla Pusat Penelitian dan Pengembangn Sumber Daya Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Irmansyah, kondisi ini cukup miris, mengingat Lampung Tengah dikenal sebgai lumbung pangan nasional.

“Ternyata meskipun ada di lumbung pangan, kalau lingkungan tidak sehat dan bersih maka resiko masih ada,” ujar Irwansyah.

Irwansyah menegaskan, stunting tidak dapat disembuhkan, satu-satunya upaya dapat dilakukan melalui pencegahan. Namun upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah selama ini hanya mampu mengentaskan 30% permasalahan kesehatan yang ada. Untuk itu sinergi dengan pihak swasta sangat dibutuhkan.

“Keterlibatan swasta pada isu stunting belum banyak, kami dorong hal itu, karena biar bagaimana anggaran pemerintah akan selalu kurang. Keterlibatan swasta kami yakini akan memberikan kontribusu besar dalam nekan angka stunting,” ujarnya.

Share

GGF Memberikan Donasi untuk Korban Gempa Bumi

GGF dan karyawannya mengumpulkan dana sebesar 122.635.400 rupiah untuk korban gempa bumi di Palu. Diselenggarakan oleh Departemen Keberlanjutannya, GGF bekerja sama dengan LSM setempat, Forum CSR Lampung (FCL), yang mendistribusikan dana tersebut langsung ke para korban. Selain dukungan keuangan, GGF juga mengumpulkan pakaian dan makanan. Selain donasi untuk Palu, GGF juga mengumpulkan dana untuk korban gempa bumi di Pulau Lombok, sejumlah 43.024.000 rupiah.

Share

GGF Mendukung Inisiatif Olahraga Lokal

Melalui upayanya untuk mendukung kemajuan olahraga, khususnya angkat besi di Provinsi Lampung, manajemen GGF belum lama ini mendonasikan Rp18.545.000 rupiah ke Pusat Latihan Angkat Besi “Yon Haryono” di Kota Metro. Dana ini secara simbolis diserahkan oleh Bapak Welly Soegiono, Direktur Hubungan Pemerintah di GGF, kepada Ibu Suyati, istri dari Bapak Yon Haryono, serta disaksikan oleh Manajer Senior, Bapak Hendry Tanujaya.

 

Pusat latihan ini terkenal karena telah menghasilkan banyak atlet angkat besi yang sukses, seperti Bapak Eko Yulianto dan Bapak Edi Kurniawan. Jadi, melalui donasi ini, pusat latihan tersebut berharap dapat mengajak banyak calon atlet untuk berlatih olahraga ini dan berpartisipasi dalam acara nasional dan internasional.

Share

Prospek Kerja Sama dalam Pengembangan Buah-Buahan Tropis

Dari tanggal 7-8 September 2018, para peneliti dari Research Institute for Tropical Fruit menandatangai nota kesepahaman (MoU) dengan GGF untuk kerja sama mendatang di bidang penelitian dan pengembangan buah-buahan tropis. Kepala lembaga Dr Ellina Mansyah menyoroti bagaimana target pengembangan GGF yang berkelanjutan dapat didukung lebih lanjut dengan menerapkan teknik-teknik perkebunan yang baru untuk meningkatkan hasil produksinya. Selain itu, kerja sama ini akan semakin membantu para petani yang sudah bekerja sama dengan GGF untuk membudidayakan pepaya, jambu, dan pisang.

Share

Produk Buah-Buahan GGF Dijual di Timur Tengah

Pada tanggal 6 Maret 2018, Duta Besar Maroko (H.E. Oudia Benadellah), Lebanon (H.E. Mona El Tannir), Yaman (H.E. Ali Saleh Al Najar), Arab Saudi (H.E. Salim Abdulrahman), dan Kuwait (H.E. Abdullah Al Fadhli) mengunjungi perkebunan dan pabrik GGF di Lampung. Ditemani oleh Bapak Sunarko dari kantor Kementerian Luar Negeri Indonesia, kunjungan itu bertujuan untuk menunjukkan potensi ekspor produk GGF yang meningkat ke negara-negara tersebut sehingga dapat memperluas jaringan klien internasional kami.

 

Hadir untuk menyambut para duta besar adalah Bapak Wayan Ardana sebagai Direktur Produksi dan manajer senior dari organisasi. Dalam sambutannya, Bapak Ardana menyoroti bahwa pada tahun 2017, GGF mengekspor 368 kontainer nanas kaleng ke wilayah Timur Tengah, yaitu 301 kontainer ke Arab Saudi, 22 kontainer ke Yaman, 12 kontainer ke Kuwait, 5 kontainer ke Bahrain, 13 kontainer ke Lebanon, 9 kontainer ke Qatar, dan 26 kontainer ke Uni Emirat Arab.

 

GGF juga telah mengekspor 116 kontainer pisang segar ke UEA, Kuwait, Arab Saudi, dan Oman.

 

Sebagai bagian dari tur, para duta besar juga menilik sistem pengelolaan limbah GGF yang terintegrasi. Dari limbah yang dihasilkan oleh peternakan lalu digunakan untuk pupuk, hingga limbah cair yang digunakan untuk menyuplai pabrik biogas dan menghasilkan gas metanol. Gas metanol dapat menggantikan penggunaan batu bara hingga 7% untuk pembangkit listrik.

Share